Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai akar budayanya, falsafah ini menjadi pegangan untuk menjadikan kebanggan akan keunggulan nilai-nilai yang menjadi pedoman hidup untuk memajukan bangsa dan negara.
Hal ini menjadi relevan jika ada yang menghina tentu sebagai warga negara tidak tinggal diam dan melakukan reaksi positif dengan menunjukkan bahwa sebagai bangsa yang besar dan gandrung akan kecintaan terhadap keanekaragaman budaya menjadi nilai kekayaan yang tak dimiliki oleh bangsa lainnya.
Sifat iri dan dengki karena tak mampu dicuitkan oleh youtuber asal Inggris, Mahyar Tousi, sehingga memicu Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir merespon dengan positif untuk perlunya di edukasi soal cibiran salah satu YouTuber tersebut, terkait kemeja batik dan tenun yang dikenakan delegasi KTT G20 di Bali.
Sebagai bangsa yang kaya akan budaya, lanjut Erick, Indonesia perlu mengedukasi pihak-pihak yang mungkin masih kurang mengenal atau memahami budaya Tanah Air.
“Mungkin mereka tidak tahu bahwa baju batik, tenun, kebaya itu bagian dari keseharian kita,” ujar Erick melalui akun Instagram, dikutip Senin (21/11/2022).
Mantan bos Inter Milan itu mendorong agar masyarakat ikut mempromosikan kebudayaan dan pakaian khas Indonesia di kanca internasional.
Erick sendiri mengaku bangga bangga ketika mengenakan batik, hal ini pun menjadi bagian dari apresiasi dan kecintaannya terhadap budaya Indonesia.
“Saya sendiri bangga memakai batik, kita semua pasti bangga. Dengan mengajak tamu negara memakai batik, maka itu menunjukkan kita bangsa yang percaya diri. Bangsa yang punya identitas, bangsa yang berbudaya,” ucapnya.
Dalam gelaran G20, kata dia, pemerintah membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dan adat, tetapi tetap bersatu melalui slogan Bhinneka Tunggal Ika.
“Kita tumbuh menjadi bangsa yang semakin kuat dunia kini tahu Indonesia tak hanya indah di mata, tapi juga indah di hati,” jelasnya.
Melengkapi video unggahannya itu, Erick menekankan soal percaya diri.
Salah satunya dalam mengenakan busana seperti batik hingga tenun.
“Sebelum kita bisa membuat dunia bangga sama karya budaya Indonesia, kita harus menanamkan kebanggaan itu di dalam diri sendiri. Maka, kepercayaan diri adalah kunci,” katanya.
Baginya, komentar negatif yang mengarah ke produk Indonesia harus bisa ditepis dan dimanfaatkan. Caranya, dengan mempromosikan batik, tenun, hingga kebaya untuk diketahui lebih luas lagi.
“Saat ada komentar negatif dari masyarakat dunia, kita manfaatkan itu. Mumpung mata dunia tertuju ke kita. Berani gak, hari ini kita sengaja pake baju khas daerah Indonesia, lalu post bareng-bareng di medsos, gunakan… #IrresistableIndonesia,” pungkasnya.(Irw13)
Dari berbagai sumber